Santri MDQH NW Anjani "Tabeq" Kearifan Lokal Yang Tidak Tergerus Zaman -->

Iklan Semua Halaman

Santri MDQH NW Anjani "Tabeq" Kearifan Lokal Yang Tidak Tergerus Zaman

Insight Anjani
Rabu, 20 Januari 2021
Sumber photo : Ketua HMI Komisariat UGR


insightanjani-Masayarakat susku sasak masih terus menjaga ragam adat istiadat yang masih kental dan syarat akan makna  yang di ajarkan oleh nenek moyang sampai dengan hari ini dipegang teguh sebagai warisan kebaikan dan pembeda dengan suku suku yang lain.  

Salah satunya ialah menundukkan badan dan menjulurkan tangan menghadap tanah yang  akrab disebut dalam bahasa sasak  “Tabeq atau bahasa indonesianya permisi”  seperti  yang terlihat di gambar, di lakukan dua orang  santriwati MDQH NW Anjani pagi tadi, (20/21)

tentu gambar ini memperlihatkan adat dan kearifan local masih utuh dan masih relevan dengan zaman modern saat ini.

Istilah “Tabek” sendiri  secara bahasa di artikan sebagai bentuk tatanan bahasa halus  yang berarti permisi. Masyarakat Suku Sasak kebanyakan di daerah Daerah Lombok  selalu menggunakan bahasa ini sebagai bentuk  refresentasi penghormatan terhadap masyarakat lainnya,. 

Tabeq  secara perbuatan yaitu, mengucapkan kata kata tabeq, ketika seseorang melintas di depan orang lain,  hal ini menunjukkan bahwa tata krama masih di junjung tinggi  tidak perduli apakah dilewati oleh orang yang lebih muda ataupun yang lebih tua, karna kata tabeq itu sendiri mengandung  kata kata yang universal di setiap kalangan  masyarakat sasak. 

Masayarakat suku sasak yang notabennya  masih memegang aturan aturan dan dogma dogma  leluhur yang bersumber dari  kearifan budaya yang berasal dari ajaran islam  yang  selalu menekan bahwa perbuatan  mengucapkan  kata “Tabeq” seyogyanya  selalu dibudayakan sejak dini.

Perbuatan ini mengandung salah satu unsur  penghormatan kepada orang lain,  sehingga kalau tidak melakukan tabeq,  dapat dipastikan  sebagai tindakan yang maaf, kurang ajar tidak sopan dan menyalahi aturan yang sudah dijalan kan masyarakat. 

 Kegiatan ,melakukan kata kata dan perbuatan tabeq sudah menjadi keseharian masyarakat  sukusasak secara umum , mulai dari ujung kota mataram sampai dengan ujung kabupaten Lombok timur,  dan biasanya  kegiatan ini menggunakan tangan kanan  yang di anjurkan sambbil kadang kadang  membungkukan badan untuk hanya sekedar lewat di depan orang lain sembaeri emngucapkan tabeq  yang artinya permisi”. (Sumber :catatanlombok)