Seolah tiada habisnya Advokasi Buruh Migran Indonesia ADBMI Lombok Timur mengibarkan bendera perjuangan untuk kesejahteraan Pekerja Migran Indonesia melalui program program yang dimulai dari setiap pelosok Desa di Lombok Timur.
Seperti halnya Selasa, 22 Oktober 2019, ADBMI kembali Menggelar Seminar Gerakan Anti Perdagangan Manusia yang melibatkan Komunitas Pesantren dan kelompok sebaya dalam melindungi Pekerja Migran yang dimulai dari tiga desa binaan di antaranya, Desa Madayin, Desa Belanting dan Desa Sendanggalih.
Acara yang digelar di aula kantor camat Sambalie ini mendapat sambutan sekaligus apresiasi dari masyarakat dan Camat Sambelia.
"ADBMI adalah pejuang untuk kesejahteraan masyarakat yang termarjinalkan, seperti Pekerja Migran Indonesia yang hari ini banyak sekali mendapat masalah karna kurangnya informasi dan pengetahuan tentang prosedur untuk menjadi Pekerja migran,
Sehingga Sudah seharusnya Warga Masyarakat dan Pemerintah sambelia membantu ADBMI dalam perjuangan ini, untuk bagaimana mengkrucutkan visi membantu pekerja migran menuju kesejahteraan sosial, ungkapnya menutup sambutan.
Dalam seminar Roma Hidayat selaku Direktur ADBMI Lombok Timur menceritakan keadaan PMI pasca Gempa Lombok yang difasilitasi pulang oleh pemerintah Malaysia secara besar besaran, ber efek pada banyaknya ex PMI yang menjadi pengangguran.
Sehingga beberapa bulan pasca pemulangan pendaftar untuk Menjadi PMI besarn besarn juga, sedangkan untuk proses pemberangkatan PMI tidak secepat proses pemulangan.
Menurut asumsi ADBMI dari masalah lamanya pemberangkatan tersebut akan menyebabkan banyaknya PMI yang berangkat secara ilegal di tiga desa binaan ADBMI yang berada dikecamatan Sambalie.
Tentu itu akan menambah asumsi tentang Citra pekerja lombok hari ini yang terbilang negatif dikalangan bangsa kas melayu,itu terjadi setelah adanya pernikahan antara orang lombok yang membawa anak gadis malaysia pulang.
Sehingga melalui prgram yang melibatkan kimunitas pesantren ini bisa menjadi awal untuk bagaimana mengkampanyekan Migrasi Aman di kecamatan Sambalie.
Komentar
