Lembaga Sosial
Desa yang disingkat LSD adalah organisasi komunitas peduli Pekerja Migrant
Indonesia dan permasalahan permasalahan sosial yang ada di Desa Anjani, tempat mengelola kesukarelawanan warga atau (anggota komunitas). Ia adalah
entitas organisai yang tumbuh, di urus dan di manaje dari, oleh, untuk kebutuhan
orang orang yang ada didesa.
Secara sederhana dapat dikatakan LSD (Lembaga Sosial Desa) adalah tempat berkumpulnya champion champion lokal (jawara orang desa setempat) untuk belajar dan bekerja sebagai dokter soial, melakukan diagnosa gejala untuk menentukan jenis penyakit yang diderita oleh pasien dalam hal ini anggota komunitasnya, kemudian membangun kemauan dan partisipasi komunitas untuk menemukan penyakitnya sendiri, merumuskan jenis obat yang akan digunakan dan cara menggunakan, cara mengevaluasi dampak dari penggunaan obat itu.
Secara sederhana dapat dikatakan LSD (Lembaga Sosial Desa) adalah tempat berkumpulnya champion champion lokal (jawara orang desa setempat) untuk belajar dan bekerja sebagai dokter soial, melakukan diagnosa gejala untuk menentukan jenis penyakit yang diderita oleh pasien dalam hal ini anggota komunitasnya, kemudian membangun kemauan dan partisipasi komunitas untuk menemukan penyakitnya sendiri, merumuskan jenis obat yang akan digunakan dan cara menggunakan, cara mengevaluasi dampak dari penggunaan obat itu.
Sehingga dalam perjalanannya
dari Februari 2018 sampai dengan hari ini Februari 2020 Lembaga Sosial Desa,
Desa Anjani terus mengupgrade diri untuk mengkrucutkan visi yaitu menjadi lembaga
yang besar pada masanya dan bisa berperan, bergerak dan berdampak bukan hanya
dalam lingkungan desa namun juga lingkungan lingkungan pelosok yang ada di
Lombok Timur khusunya bahkan di Indonesia pada umumnya. Jika merefleksi kembali
pada tahun 2018 pada awal pembentukan Lembaga Sosial Desa, ADBMI (Advokasi
Buruh Migrant Indonesia) selaku pendamping
telah banyak memfasilitasi pelatihan peningkatan kapasitas keilmuan
pengurus agara bisa menjalankan organisasi sesuai dengan niatan awal
pembentukan, dari pelatihan pengelolaan organisasi, Pelatihan Jurnalistik pelatihan
advokasi, pelatihan fasilitator, pelatihan networking dan pelatihan fundrising
sudah tuntas dilaksanakan, bukan hanya sampai disana, sangkep atau sosialisasi
migrasi aman sudah enam kali digelar dari tingkat desa sampai dengan tingkat
dusun di desa anjani yang tujuannya untuk memberikan pemahaman kepada
masyarakat tetntang bahayanya menjadi pekerja migrant Indonesia non procedural.
Beranjak pada
tahun 2019 sedikitnya Sembilan kasus Pekerja
Migrant Indonesia yang ada didesa anjani berhasil di advokasi dan diselsaikan oleh
Lembaga Sosial Desa dibantu oleh ADBMI Lombok Timur dan stake holder terkait
seperti Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Lombok Timur, LTSP (layanan terpadu satu pintu ), BP3TKI Mataram,
BNP2TKI dan KBRI Negara Penempatan. tidak jarang juga lembaga sosial membangun
relasi dengan lembaga besar yang bergerak dalam bidang sosial seperti ACT (aksi
cepat tanggap), Endris Foundation, Yatim Care Foundation, Lombok Disability
Centre, Gerakan Mari Berbagi, Ayo Sedekah Indonesia. BAZNAS Lombok Timur, Dinas Sosial, serta Organisasi Organisasi Pemuda yanga
ada di Lombok Timur,sehingga mengawali tahun 2020 tepatnya pada hari selasa, 21 Januari LSD menggelar acara pemeriksaaan
kesehatan masal, pembagaian kursi roda untuk penyandang cacat dan santunan
terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial yang ada di Desa Anjani bekerjasama
dengan dua puskesmas yang ada di Kecamatan Suralaga yaitu Puskesmas Suralaga
dan Puskesmas Kerongkong.
Berangkat dari
perjalan dua tahun Lembaga Sosial Desa, Desa Anjani. selain untuk lebih
memaksimalkan kerja anggota dan tentunya untuk menjalin silaturahmi agar terbentuknya
hubungan emosional dengan jejaring, dan
mitra LSD dari berbagai unsur yang ada
di kabupaten Lombok Timur maka LSD akan mengadakan Silaturahmi Akbar
Penggiat Sosial yang dirangkai dengan refleksi dua tahun LSD dan santunan untuk penyandang cacat dan jompo yang akan melibatkan organisasi dan komunitas peduli sosial yang ada di Nusa
Tenggara Barat.
Komentar