Fauzan : Tidak Mematuhi Protokol Kesehatan, BLT Masih Tidak Efektif -->
Minggu, 13 April 2025

Iklan Semua Halaman

Fauzan : Tidak Mematuhi Protokol Kesehatan, BLT Masih Tidak Efektif

Insight Anjani
Selasa, 28 Juli 2020
Photo Kegiatan Workshop PRB

Insight Anjani_Direktur Advokasi Buruh Migran Indonesia (ADBMI) Roma Hidayat membuka kegiatan workshop pengarustamaan pengurangan resiko bencana (PRB) bagi Desa Pringgasela Timur yang bertempat di Lesehan Mae Cenggo Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur dimulai Senin (27/7/2020) hingga Selasa (28/7/2020).

Disampaikan Fauzan selaku staf lapangan ADBMI, kegitan ini dilakukan dua gelombang selama dua hari yakni hari pertama dihadiri semua pengurus ADBMI dan pengurus LSD Pringgasela Timur, dihari ke dua dihadiri oleh Pemerintah Desa Pringgasela Timur dan unsur tokoh masyarakat lainya. Kegiatan ini merupakan kemitraan dari Yayasan Sheep Indonesia atas dukungan AWO International.

“Workshop ini akan melahirkan rencana strategis terkait dengan PRB, selain itu juga dapat memberikan pemahaman terhadap Pemerintah desa, karena kami yakin dalam hal ini masih minimnya pengetahuan tentang bencana alam atau bencana non alam”, terangnya.

Fauzan berharap, Pemerintah Desa Pringgasela Timur dapat memahami dan lebih tanggapterhadap bencana-bencana yang akan terjadi, kenapa saat ini banyak terjadi korban baik yang ditimbulkan oleh bencana alam atau non alam, misalnya pada saat ini terkait dengan pandemi covid nineteen.
“Kita tidak tahu bagaimana kapasitas kita dalam menghadapi bencana itu, kemudian resiko apa saja yang ditimbulkan, termasuk kerentanan yang terjadi didalam masyarakat”, tambahnya.

Lanjut, Pemerintah Desa bisa berkontribusi besar baik sumber daya manusia atau sumber daya lainya termasuk APBDes. Karena bencana ini sewaktu waktu bisa terjadi, sehingga perlu Pemerintah Desa untuk melakukan persiapan sejak awal sebelum hal itu terjadi.

Bantuan yang sifatnya tunai ini terhadap masyarakat masih tidak efektif, ternyata bantuan-bantuan itu justru dipakai oleh masyarakat secara konsumtif dan itu malah membuat masyarakat tidak mematuhi protokol kesehatan. Sebenarnya BLT ini harapanya untuk mencegah masyarakat untuk keluar, namun faktanya masyarakat masih bebas beraktifitas keluar rumah, itu artinya masih ada yang salah dalam manajemen bantuan ini, tutupnya.