ADBMI Buat Peta Bencana Desa : Biar Masyarakat Tidak Di Jejal Bahaya -->

Iklan Semua Halaman

ADBMI Buat Peta Bencana Desa : Biar Masyarakat Tidak Di Jejal Bahaya

Insight Anjani
Kamis, 01 Oktober 2020



Belum sembuh dari dampak gempa bumi, di jejal lagi dengan kisruh penanganan covid 19 yang berdampak ke segala sector.  itu yang Nampak jelas terlihat di  masyarakat Pringgasela Timur, salah satu desa yang ada kecamatan pringgasela Lombok timur.

Melihat hal demikian dari Februari 2020 Advokasi Burruh Migrant Indonesia (ADBMI) masuk ke desa Pringgasela Timur dalam project Pengurangan Resiko Bencana (PRB) yang di dukung oleh Yayasan Sheep Indonesia(YSI) dan AWO International yang bertujauan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat terkait dengan pengetahuan masyarakat tentang bencana.

Satu bulan mensosisialisaikan konsep pengurangan resiko bencana di tengah masyarakat ataupun pemerintah, pada Maret 2020 di sambut oleh bencana Covid yang berdampak ke seluruh dunia tidak terkecuali di Indonesia dan spesifiknya pringgasela timur juga  terkena dampak terkait dengan kebijakan kebijakan pemerintah yang di keluarkan di masasa pandemic. 

Tentu ini menjadi cambukan keras,  masyarakat di buat dilema dengan kondisi dan keadaan yang serba semeraut,  dari di harusakan memakai masker, mencuci tangan,  dan di himbuau untuk tidak beraktivitas di luar umah, pasar ditutup, tempat ibadah di non aktifkan, Sekolah di liburkan dan banyak lagi aturan yang di keluarkan yang ternyata tidak relevan dengan kehidupan sosial masyarakat desa. 

Belum lagi pengetahuan masyarakat tentang bagaimana menegelola risiko dan survive/ bertahan dimasa ataupun pasca bencana masih minim, sehingga berangkat dari hal tersebut, dalam program prb, sudah beberapa kali di gelar workshop untuk meningkatkan kemampuan masyartakat agar mampu mngeleola resiko, membuat masyarakat tangguh terhadap bencana. 

Sehingga Pada  hari ini sampai tanggal 3 oktober 2020 mendatang bertempat di Aula Kantor Desa Priinggasela Timur, ADBMI kembali menggelar Workshop Pengurangan Resiko Bencana Berbasis Komunitas di ikuti 25 peserta yang berasal dari enam dusun yang ada di pringgasela timur. 

Workshop yang dilaksanakan kali ini mendapat apresiasi dari pemerintah desa dan beberapa lembaga desa yang ikut  menjadi peserta workshop sampai dengan tiga hari mendatang, bukan hanya tu workshop kali ini akan di barengi dengan praktik tentang pemetaan kawasan bencana, menentukan titik koordinat rawan bencana yang nantinya menjadi refrensi  dan acuan untuk membuat peta risiko bencana desa pringgasela timur.