Bisa Jadi Desa Anjani Tidak Akan Punya Dewan Sampai Kapanpun || Nendi Wahyu -->
Kamis, 5 Juni 2025

Iklan Semua Halaman

Bisa Jadi Desa Anjani Tidak Akan Punya Dewan Sampai Kapanpun || Nendi Wahyu

Insight Anjani
Rabu, 17 Maret 2021


Anjani (insightanjani)-Selain berbicara masalah pergantian antar waktu Kepala Desa Anjani yang tinggal menghitung hari, dalam tulisan ini, saya ingin mengulas tentang desa Anjani dimasa mendatang akan seperti apa.


Saya melihat  desa Anjani bukan hanya wilayah besar dengan segala potensinya, namun juga semestinya berbicara tentang kesatuan, kebersamaan dan visi bersama untuk memebangun sejarah baru, citra baru, kharisma baru yang lebih elegan dari masa masa yang sudah lewat.


Semua sepakat, semua pucuk pimpinan apapun di desa Anjani baik lembaga ataupun birokrasi harus mampu membawa desa Anjani ke arah yang berbeda dari biasanya, lebih progresif dan inovatif dimasa mendatang.


Desa Anjani yang di sebut sebut sebagai miniature Lombok Timur dengan ragam bahasa di setiap dusunnya tentu selama ini menjadi icon, apalagi desa anjani merupakan desa terbesar di kecamatan suralaga yang terdiri dari 11.416 jiwa dengan 3554 kepala keluarga dan mempunyai   wilayah kurang lebih seluas 423,150 Ha. 


Tentu dalam setiap kontestasi politik , desa Anjani bisa menjadi lumbung suara untuk wilayah Daptar Pilih (DAPIL) Satu Lombok Timur , disebutkan jika suara desa anjani tidak mbalelo keluar desa, bahkan  bisa menaikkan dua calon legislatif sekaligus, namun faktanya pada setiap pemilihan, hasil prolehan suara yang ada di desa anjani lebih banyak yang keluar (memilih calon luar desa).

Hal ini menjadi pertanyaan besar sampai hari ini dari kalangan pemuda, masyarakat, bahkan orang luar desa. Mengapa desa Anjani tidak mempunyai Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), apakah masyarakatnya tidak ada yang mencalonkan diri, ataukah ada yang mencalonkan diri, namun masyarakat tidak percaya pada putra putri desa anjani sehingga lebih memilih menyumbangkan suara keluar. ??


Sehingga berangkat dari beberapa pertanyaan di atas, muncul hipotesa bahwa desa Anjani sampai kapanpun tidak akan memiliki dewan, tidak akan memiliki wakil yang akan membawa suara masyarakat untuk disampaikan pemerintah, itu jika hal di atas terus terulang dan tidak adanya sinergi dan kepercayaan yang bisa dibangun bersama antar masyarakat desa Anjani.  


Tentu tidak menutup kemungkinan, desa besar seperti desa Anjani menjadi bahan guyon untuk desa luar, karna sangat mudah di interpensi dalam menentukan komitmen pada setiap pemilihan, masyarakat desa Anjani seolah tidak mempunyai visi membangun tanah sendiri, dengan memunculkan wakil rakyat.


Sehingga berangkat dari itu, masyarakat harus mulai berfikir, tentang siapa yang akan  memegang amanah di periode selanjutnya sebagai wakil masyarakat desa anjani, jika terus terusan kita membesarkan orang luar, maka bisa di pastikan predikat desa anjani sebagai desa maju beberap tahun yang akan datang akan di kalahkan oleh desa desa kecil yang mempunyai satu visi bersama untuk membangun lewat komitmen kuat menaikkan person dari desa sendiri.