Dinamika Cinta dan Cita Cita Anak Muda || Muhammad Abdul Azis -->
Rabu, 4 Juni 2025

Iklan Semua Halaman

Dinamika Cinta dan Cita Cita Anak Muda || Muhammad Abdul Azis

Insight Anjani
Selasa, 09 Maret 2021

 

Muhammad Abdul Azis 
Penggiat Literasi (Antologi Puisi)


Cinta dan Cita-cita, dua kata yang sangat  penting dalam perjalanan kehidupan. Acapkali ia hadir secara bersamaan kemudian alam biasanya mendesak untuk memilih salah satu darinya (cinta dan Cita-cita) tersebut.

Ada yang bergumam, kalau bisa memilih kedua-duanya, kenapa harus satu. Tarno (tokoh fiktif) menjawab dengan pertanyaan balik, bagaimana kalau situasi dan kondisi mendesak memilih salah satunya. Tanto (tokoh fiktif) pria yang bergumam bisu seketika. Entah ia sedang memikirkan Cinta dan Cita-cita.

 

Banyak Tokoh-tokoh besar mengartikan kata cinta dengan apa yang di alami dan dirasakan. Sebut saja mendiang Almarhum presiden Republik Indonesia, Baharaudin Jusuf (BJ Habibie) memaknai cinta menjadi cinta sejati dan cinta ilahi,  tidak ada rujukan yang jelas dan pasti soal pemaknaan cinta maka dari itu penulis memaknai cinta adalah perjuangan, puncak dari perjuangan ialah pernikahan dan pemeliharaan. 

 

Sementara Cita-cita kalau merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) keinginan (kehendak) yang selalu dipikirkan. Tidak sedikit dari kita mengartikan Cita-cita sebagai keinginan yang harus dicapai misalnya ingin berprofesi sebagai pendidik, tentara, perawat, youtuber dan masi banyak lagi. Kembali kepada pertanyaan awal mana yang akan  kita pilih Cinta atau Cita-cita.

 

Sebaiknya fokus selsaikan Cita-cita terlebih dahulu, karna cinta yang berkelas akan hadir dengan meningkatnya kualitas. Walau memang dalam proses mencapai apa yang kita  cita-citakan tidak mudah dan tidak dalam waktu sebentar, juga tidak akan selamanya berjalan mulus, akan banyak kerikil tajam yang akan melukai kaki dan membuat langkah terhenti, namun disanalah konsistensi impian itu di uji, apakah berhenti meratapi luka?  atau terus berjalan sekalipun memakai tongkat kayu.

 

Tidak bisa di pungkiri Dinamika perjalanan dalam dua hal ini akan selalu ada, tapi pertanyaan yang tepat untuk seorang anak muda bukan seperti apa masalah yang disuguhkan dalam setiap jejak langkah?, namun bagaimana mengkesmas masalah sebagai batu loncatan agar keduanya, cinta dan cita bisa saling menopang satu sama lain, hingga ahirnya terkesan sempurna.


Bukankah garis yang di siratkan Tuhan tidak pernah salah, pasangan sebagai bentuk nyata dari cinta tidak akan pernah keliru memilih tempat, akan datang sesuai porsi dan tempat yang disediakan,


Percayalah semua dinamika dan masalah yang terlihat  akan menjadi pendamping perjalanan dalam meniti hidup yang elegan, Namun saat ini sebaiknya fokus ke satu hal, dan tuntaskan dengan baik. Tentu sebagai bentuk realisasi kesungguhan dari do’a yang di tadah karna tidak aka nada yang mampu memprotes Otoritas yang pasti memutar roda kehidupan, ialah  yang memberi rasa Cinta dan cita-cita, Ialah yang Maha segala-galanya.