![]() |
Desa Anjani merupakan salah satu Desa pertanian yang dapat dikatakan memiliki potensi sumberdaya alam yang sangat kaya dimana wilayahnya memiliki luas kurang lebih sebesar 423,150 Ha.
Dengan pembagian : tanah sawah sebesar 261 Ha, tanah pekarangan 27 Ha, tanah kebun 10 Ha, tanah kuburan 3 Ha, tanah lain – lain 19 Ha. Dari luas wilayah ini sebagian besar pengembangan potensi desa diarahkan pada pembangunan pertanian yang lebih diarahkan pada produksi pangan.
Bila dilihat dari potensi sumberdaya alam sesungguhnya desa Anjani memiliki prospek yang cukup baik sebagai penghasil produksi beras yang cukup menjanjikan apabila masyarakat desa sepenuhnya dapat menyadari bahwa bidang pertanian dapat dijadikan sebagai asset untuk dapat menjanjikan masa depan mereka.
Hambatan-hambatan struktural yang cukup mempengaruhi mengapa desa ini belum berkembang secara intensif dari segi pertanian khususnya penghasil beras disebabkan karena hambatan sikap mental masyarakat yang belum menyadari sepenuhnya bahwa lahan pertanian dapat dijadikan sebagai mata pencaharian utama, kedua bahwa tingkat pendidikan masyarakat akan pentingnya mengembangkan aspek kewirausahaan belum bertumbuh secara nyata, ketiga kurangnya modal sehingga dapat mempengaruhi animo masyarakat dalam berusaha.
Keempat proses kelembagaan desa belum dapat berjalan sebagaimana mestinya pada hal kelembagaan desa dianggap sebagai salah satu pendukung dalam mengakses berbagai informasi termasuk pula proses pembelajaran untuk mendapatkan ide-ide baru dari masyarakat. Berbagai permasalahan diatas dianggap cukup mempengaruhi pengembangan Ekonomi Pedesaan sehingga masyarakatnya harus dapat diberdayakan.
Pemberdayaan pada masyarakat adalah satu kekuatan yang sangat vital. Kekuatan yang dimaksud dapat dilihat dari aspek fisik, material, aspek ekonomi dan pendapatan, aspek kelembagaan (tumbuhnya kekua-tan individu dalam bentuk wadah/kelompok), kekuatan kerjasama, kekuatan intelektual dan kekuatan komitmen bersama untuk mematuhi dan menerap-kan prinsip-prinsip pemberdayaan.
Arti pentingnya pemberdayaan masyarakat adalah menciptakan kemandirian, agar masyarakat mampu berbuat, mema-hami serta mengaplikasikan dalam berbagai kegiatan pembangunan.
Pemberdayaan dianggap penting dalam meningkatkan taraf hidup, tingkat kesejahteraan, serta pengembangan ekonomi masyarakat. Pertanyaannya adalah apakah dengan pemberdayaan akan dapat meningkatkan pengembangan ekonomi bagi masyarakat petani di Desa Anjani.
Dalam kegiatan disektor pertanian maka kontribusi yang sangat besar dalam bidang pertanian adalah aktivitas usaha tani. Aktifitas Usaha Tani adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh petani pada sebidang lahan yang ditanami dengan berbagai jenis tanaman yang menghasilkan.
Aktivitas usaha tani yang dilakukan oleh masyarakat petani khususnya di desa Anjani dapat dilakukan melalui aktivitas usaha tani padi sawah dan padi ladang.
Aktivitas usaha tani padi sawah sangatlah beragam mulai dari cara pengolahan tanah, pembersihan, pembibitan, pemupukan bahkan sampai pada proses hasil panen.
Kegiatan usaha tani dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan cara tradisional dan modern. Cara mengolah tanah sawah dengan cara tradisional, yaitu pengolahan tanah sawah yang di-lakukan dengan alat-alat sederhana seperti sabit, cangkul, bajak dan garu yang semuanya dikerjakan oleh manusia atau dibantu oleh binatang misalnya, kerbau atau sapi.
Sedangkan cara mengolah tanah sawah dengan cara modern, yaitu pengolahan tanah sawah yang dilakukan dengan mesin. Dengan traktor dan alat-alat pengolah tanah yang serba dapat bekerja sendiri. Pengolahan Sistem pengolahan tanah untuk padi sawah didesa Tumani sebagian besar masih menggunakan system pembajakan.
Proses penanaman padi secara garis besar dapat dilakukan mulai dari tahap : Pembibitan; Pemeliharaan Persemaian; Penanaman; Penyiangan dan Penyulaman; Pemupukan; Pemberantasan Hama dan Penyakit; serta proses Panen dan Perawatan hasil.
Peluang usaha tani dibidang produksi tanaman holtikultura di Desa Anjani sampai saat ini masih cukup terbuka, alasannya karena tanaman holtikultura memiliki peluang bisnis dan bisa menunjang pendapatan petani apabila dimanfaatkan secara intensif.
![]() |
Beralihnya sebagian besar usaha tani yakni dari beras ketanaman holtikultura, karena tanaman ini hanya membutuhkan modal yang kecil bila dibandingkan dengan usaha tani padi khususnya padi sawah dan padi ladang. Didesa Anjani berdasarkan wawancara dengan para petani bahwa peluang tanaman holtikultura didesa ini seperti tanaman Tomat,Cabe, dan sayur-sayuran cukup bagus namun sampai saat ini para petani dalam berusaha yang lebih besar masih kekurangan modal karena untuk mendapatkan peluang yang lebih besar harus membutuhkan modal.
Hasil produksi tanaman holtikultura seperti Tomat, sebanyak 4 Ton, Tanaman Cabe, 3 Ton, Tana-man sayuran, 2Ton, tanaman pisang 1 Ton dan Ubi Jalar 0,5 Ton.
Dari gambaran data diatas menunjukan bahwa kontribusi tanaman holtikultura memegang peranan penting dalam meningkatkan keluarga petani, namun bila dibandingkan dengan desa-desa lainnya masih sangat kecil tingkat produktivitas tanaman holtikultura, namun apabila dikembangkan secara intensif, maka tanaman ini bisa meningkatkan taraf hidup bagi mayarakat petani. Sedangkan untuk tanaman pisang dapat dianggap hanya sebagai pendapatan sampingan belum dapat dikelola untuk meningkatkan produktivitas secara rutin.
Faktor-faktor yang menghambat aktivitas usaha tani
1. Sikap mental
Salah satu hambatan yang turut mempengaruhi aktivitas usaha tani adalah masalah sikap mental.
Dengan adanya hambatan sikap mental, maka para petani akan sulit berkembang secara mandiri kalau tidak mampu merubah sikap mereka. Kalau dilihat dari tingkat kesejahteraan petani saat ini dapat dikatakan relatif rendah dimana terdapat sikap petani yang menghambat pembangunan pertanian antara lain a). sebagian besar adalah petani miskin karena memang tidak memiliki faktor produktif apapun kecuali tenaga kerjanya kemudian luas lahan petani sempit dan mendapat tekanan untuk terus terkonversi; terbatasnya akses terhadap dukungan layanan pembiayaan; tidak adanya atau terbatasnya akses terhadap informasi dan teknologi yang lebih baik; infrastruktur produksi (air, listrik, jalan, telekomunikasi) yang tidak memadai ; Struktur pasar yang tidak adil dan eksploitatif akibat posisi rebut-tawar (bargaining position) yang sangat lemah; dan Ketidak-mampuan, kelemahan, atau ketidaktahuan petani sendiri.
Jadi dengan demikian factor sikap mental perlu mendapatkan perhatian dalam usaha meningkatkan aktivitas usaha tani khususnya di Desa Anjani
2. Faktor Permodalan
Masalah permodalan bagi para petani meru-pakan hal yang sangat krusial. kebijakan pemerintah dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi diarahkan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas hasil pertanian. Harapannya, tentu akan terjadi
peningkatan produksi dan produktivitas hasil pertanian yang akan mendorong tumbuh dan berkembangnya sektor lain seperti industry dan jasa. Upaya untuk meningkatkan hasil pertanian, dipengaruhi oleh berbagai aspek. Salah satu aspek yang dapat berpengaruh pada keberhasilan upaya peningkatan hasil pertanian adalah permodalan. Karena rendahnya aspek permo-dalan akan mempengaruhi tingkat produktivitas bagi usaha tani. Namun dari pengalaman masa lalu banyak kendala yang mempengaruhi pemberian permodalan bagi masyarakat petani dimasa lalu, karena kegagalan program pemerintah dalam memberikan paket kredit lunak seperti program KUT, KUD, maupun pemberian permodalan lewat perbankan. Imbasnya adalah kepada petani yang menjadi korban berbagai kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah. Saat ini pihak perbankan dengan sangat hati-hati dan selektif untuk memberikan permodalan kepada petani kecuali kelayakan usaha tani benar-benar dianggap mandiri, dengan kata lain para petani harus mengusahakan usaha mereka sendiri baru mendapatkan permodalan. Pemberian permodalan kenyataannya hanya berlaku bagi para petani yang sudah mapan sedangkan pet-ani tradisional jauh dari harapan untuk mendapatkan permodalan, karena berkaitan dengan agunan, kelayakan usaha. Jadi sangat sulit bagi para petani tradisional untuk bisa mengakses permodalan, kecuali dapat diberikan kemudahan. Dari hasil penelitian di Desa Anjani menunjukan bahwa masalah modal juga menjadi penghambat dalam aktivitas usha tani.
3. Faktor Pemasaran
Pasar merupakan kunci terakhir dalam pengembangan usaha bagi aktivitas usaha tani, karena apabila tidak tersedianya pasar maka produksi yang dihasilkan oleh para petani tidak akan memberikan manfaat dan kontribusi bagi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan bagi keluarga petani. Oleh karena itu pasar akan sangat menentukan kesimbungan usaha tani. Seringkali pemasaran bagi para petanimenjadi kendala karena dipengaruhi oleh masalah turunnya harga satuan produksi yang tidak seimbang dengan pendapatan petani, karena besarnya biaya yang dikeluarkan seperti pupuk, tenagakerja, bibit maupun biaya-biaya lainnya. Dari hasil penelitian tentang masalah pemasaran di desa Anjani ternyata masih cukup baik dan bisa dijangkau oleh masyarakat petani, kecuali terjadi kendala menurunnya harga satuan produksi sehingga akan sangat mengganggu kesinambungan usaha bagi para petani.
4. Faktor Kelembagaan
Masyarakat Petani Kelembagaan dalam masyarakat pedesaan diIndonesia telah tumbuh dan berkembang sejak zaman dahulu kala, dengan fungsi utamanya sebagai kelembagaan gotong royong (kerjasama) terutama dalam menghadapi berbagai masalah yang terjadi dalam masyarakat yang bersangkutan.
Di Kabupaten Lombok Timur khususnya di Desa Anjani system kelembagaan tradisional berfungsi sebagai aktivitas bentuk kerjasama atau yang dikenal dengan system gotongroyong yang berfungsi untuk melaksanakan kegiatan bersama dibidang per-tanian. Wadah kelembagaan dimaksud disebut dengan kelompok Tani. Kegiatan kelompok tani merupakan perkumpulan yang beranggotakan para petani desa tersebut, meskipun tidak semua petani di desa tersebut mengikuti kegiatan ini. Ketua kelompok tani dipilih dari salah seorang petani yang dianggap me-miliki pengetahuan dan wawasan luas. Kelompok tani sebagai wadah organisasi dan bekerja sama antar anggota mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat tani, sebab segala kegiatan dan permasalahan dalam berusaha tani dilaksanakan oleh kelompok secara bersamaan.
5. Faktor Pendidikan Petani
Sektor pertanian Indonesia masih terkendala dengan masih rendahnya tingkat pendidikan para petaninya, mayoritas pendidikan mereka lulusan sekolah dasar, sehingga tak heran jika produksi pertaniannya kurang berdaya saing tinggi. Dengan rendahnya tingkat pendidikan petani dapat mempengaruhi rendahnya produktivitas dan etos kerja petani, petani Indonesia lebih banyak merupakan petani sub sistem tradisional. Artinya, petani tersebut hanya berpikiran untuk mengolah hasil pertaniannya untuk mencukupi kebutuhannya saja. Hasil penelitian membuktikan bahwa tingkat pendidikan petani didesa Anjani sebagian besar berlatar belakang pendidikan SD dan SLTP.
☝Pemberdayaan Petani
Konsep pemberdayaan masyarakat petani secara mendasar berarti menempatkan masyarakat petani beserta institusi-institusinya sebagai kekuatan dasar bagi pengembanganekonomi, sosial, dan budaya menghidupkan kembali berbagai pranata ekonomi masyarakat untuk dihimpun dan diperkuat sehingga dapat berperan sebagai lokomotif bagi kemajuan ekonomi yang merupakan keharusan untuk dilakukan ekonomi rakyat akan terbangun bila hubungan sinergis dari berbagai pranata sosial dan ekonomi yang ada didalam masyarakat dikembangkan kearah terbentuknya jaringan ekonomi rakyat.
Arah pemberdayaan bagi masyarakat petani perlu dilakukan dengan pentingnya agribisnis. yaitu mengembangkan pertanian dan agroindustri atau industri yang mengolah hasil pertanian dan jasa-jasa yang menunjangnya.
Pengembangan agribisnis di Indonesia merupakan tuntutan perkembangan yang logis dan harus dilanjutkan sebagai wujud kesinambungan, penganekaragaman dan pendalaman pembangunan pertanian selama ini. Pengembangan agribisnis akan tetap relevan walau telah tercapai setinggi apapun kemajuan suatu negara.
Bahkan agribisnis akan menjadi andalan utama bagi suatu negara yang masih sulit melepaskan ketergantungan pembangunan nasionalnya dari sektor pertanian dan pedesaan seperti Indonesia ini.
Beberapa aspek penting yang perlu mendapat-kan perhatian dalam pemberdayaan masyarakat petani antara lain :
- Pengembangan organisasi/kelompok masyarakat yang dikembangkan dan berfungsi dalam mendinamisir kegiatan produktif masyarakat, misalnya berfungsinya HKTI, dan organisasi lokal lainya .
- Pengembangan jaringan strategis antar kelompok/ organisasi masyarakat petani yang terbentuk dan berperan dalam pengembangan masyara-kat tani asosiasi dari organisasi petani, baik dalam skala nasional, wilayah, maupun lokal.
- Kemampuan kelompok petani kecil dalam mengakses sumber-sumber luar yang dapat men-dukung pengembangan mereka, baik dalam bidang informasi pasar, permodalan, serta teknologi dan manajemen, termasuk didalamnya kemampuan lobi ekonomi.
- Pengembangan kemampuan-kemampuan teknis dan manajerial kelompok-kelompok masyarakat petani, sehingga berbagai masalah teknis dan organisasi dapat dipecahkan dengan baik.
Pentingnya pemberdayaan bagi para petani dalam kaitan dengan pengembangan ekonomi dimasudkan agar supaya masyarakat petani akan memiliki kemampuan yang optimal dalam kegiatan pertanian. Kemampuan yang dimaksud dalam kaitan dengan pemberdayaan antara lain :
- Menciptakan iklim kondusif agar para petani mampu untuk membentuk dan menumbuh-kembangkan kelompoknya secara partisipatif (dari, oleh dan untuk petani);
- Menumbuh kembangkan kreativitas dan prakarsa para petani tani untuk memanfaatkan setiap peluang usaha, informasi dan akses permodalan yang tersedia;
- Membantu memperlancar proses dalam mengidentifikasi kebutuhan dan masalah serta menyusun rencana dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam usahataninya;
- Meningkatkan kemampuan dalam menganalisis potensi pasar dan peluang usaha serta menga-nalisis potensi wilayah dan sumber daya yang dimiliki untuk mengembangkan komoditi yang dikembangkan/diusahakan guna memberikan keuntungan usaha yang lebih besar;
- Meningkatkan kemampuan untuk dapat mengelola usahatani secara komersil, berkelanjutan dan akrab lingkungan;
- Meningkatkan kemampuan dalam menganalisis potensi usaha masing-masing anggota untuk dijadikan satu unit usaha yang menjamin pada permintaan pasar dilihat kuantitas, kualitas serta kontinuitas;
- Mengembangkan kemampuan untuk menciptakan teknologi lokal specipik;
- Mendorong dan mengadvokasi agar para petani mau dan mampu melaksanakan kegiatan simpan pinjam guna memfasilitasi pengembangan modal usaha.
Dengan peningkatan peran pemberdayaan bagi masyarakat petani diharapkan masyarakat petani akan mampu meningkatkan taraf hidup serta mampu meningkatkan kualitas keluarga serta menjadi lumbung produksi bagi ketahanan Pangan Nasional. Selain itu juga peningkatan pemberdayaan masyarakat petani dalam pengembangan ekonomi diharapkan akan terhindar dari masalah kemiskinan yang selama ini melilit para petani di Indonesia.
Anjani , 18 Februari 2021